Thursday, March 31, 2011

I U D

IUD COPPER T, aslinya lebih kecil lho

Hari ini adalah hari ke empat Bunda 'datang bulan', dan merupakan yang pertama kali setelah memutuskan untuk pasang IUD Copper T bulan lalu. Bidan Fira sudah banyak kasih masukan tentang efek samping yang mungkin akan Bunda alami, salah satunya adalah darah haid yang banyak. OK, I can deal with that. Lalu nyeri perut. Hello, I've been having that since before teenage, so i don't think that's a problem.

Hari pertama haid, Senin (28/3), tumben yang keluar tidak sebanyak bulan-bulan sebelumnya. Hari keduapun tidak berbeda. Tapi Bidan Fira juga memperingatkan bahwa beda orang beda efek. Jadi, mungkin Bunda salah satu yang tidak mengalami efek 'kebanjiran' dan sakit melilit itu. Hari ketiga belum ada perubahan sampai sore harinya pas Bunda mau mandi. OMG, ini mah banjir bandang!!! Lalu disusul dengan melilitnya perut yang dua kali lebih sakit dari yang biasanya Bunda alami. Langsung panggil SOS, "Ayaaaaah.....!"

Hari keempat, yaitu saat ini Kamis (31/3), Bunda bukan lagi terkena banjir bandang tapi sudah dilanda sunami. Tidaaaaaak! Pembalut yang baru diganti dua jam lalu, sudah gelebes, bahasa jawanya. Masya Allah. Benar-benar sunami deh. Tapi alhamdulilahnya Bunda tidak mengalami swing mood lho. Emosi dan nafsu makan aman dan terkendali. Biasanya kan lebay banget deh kalau lagi begini.

Tapi di luar semuanya itu, keuntungan yang paling Bunda rasakan adalah ketenangan batin. Dan hal ini merembet ke semakin baiknya hubungan dengan si Ayah. Ayah ingin secepatnya memberikan adik buat Rasyad. OMG, berpikir ke arah situ saja belum. Kenapa? Satu, karena Rasyad lahir dengan sectio, dan Bunda harus menunggu minimal dua tahun untuk bisa hamil lagi. Kedua, Bunda mau kami menstabilkan perekonomian rumah dulu sebelum datang satu lagi anggota baru. Biar semua bisa tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Ketiga, Bunda mau punya rumah dulu dong sebelum itu. Biar nanti anak-anak Bunda punya kamar masing-masing dan Bunda bisa mesra-mesraan berdua Ayah. LOL.

Monday, March 14, 2011

Tangan dan Kaki Bayi Dingin

Pertama kali Rasyad urut -senangnya sampai seperti bersenandung-

Tangan dan kaki bayi terasa dingin? Jangan cemas! Itu hal yang wajar pada bayi baru lahir.

Bila tangan dan kaki mungil bayi terasa dingin, tidak selalu berarti bayi kedinginan. Selama bagian dada dan perutnya masih terasa hangat bila diraba, dan permukaan kulitnya tidak tampak kebiru-biruan, bayi sebetulnya “aman-aman” saja.

Sistim tubuhnya belum matang. Sekalipun bayi Anda lahir cukup bulan, tapi pada kenyataannya belum seluruh sistem di dalam tubuh bayi mampu berfungsi optimal. Jadi, banyak sistem tubuhnya yang masih harus melanjutkan proses pertumbuhan dan perkembangan serta pematangan.

Nah, salah satu sistem tubuhnya yang belum berkembang dengan sempurna pada bayi baru lahir adalah sistem sirkulasi atau peredaran darahnya. Keadaan ini menyebabkan tubuh bayi memprioritaskan peredaran darah mengalir ke organ-organ tubuh yang penting terlebih dahulu. Yakni, organ-organ tubuh yang sangat dibutuhkan dalam menunjang jalannya proses metabolisme penunjang kehidupan. Contohnya, otak, paru-paru, dan jantung. Baru setelah itu, aliran darah ditujukan ke organ-organ tubuh lainnya. Tangan dan kaki termasuk organ tubuh yang paling akhir untuk dialiri darah.

Bantu hangatkan tubuh. Adanya keterbatasan kemampuan fungsi jantung dan sistem peredaran darah bayi, seringkali aliran darah berjalan lambat dan lama untuk mencapai tangan dan kakinya. Inilah yang menyebabkan tangan dan kaki bayi terasa dingin bila diraba, dan kulit telapak tangan dan telapak kakinya terlihat agak pucat.

Seluruh sistem peredaran darah bayi umumnya butuh waktu sekitar 3-4 bulan untuk berkembang dan mencapai tahap kematangannya. Hal ini akan berlangsung sejalan dengan semakin aktifnya bayi bergerak dan beraktivitas. 

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/tangan.dan.kaki.bayi.dingin/001/001/290/9/2

Apakah Anak Anda Sedang Berada Dalam Keadaan Gawat Darurat?

Diambil dari Milis Sehat

Setiap anak yang sehat sekalipun dapat jatuh sakit maupun terluka. Pada beberapa keadaan, orang tua dapat langsung memutuskan untuk membawa, anak ke Instalasi Gawat Darurat atau klinik 24 jam pada Rumah Sakit terdekat. Sedangkan pada keadaan yang lain, orang tua dapat dihadapkan pada kesulitan untuk mengetahui apakah kecelakaan atau penyakit yang dialami membutuhkan perawatan oleh tenaga ahli, atau sebaliknya cukup dilakukan perawatan di rumah.

Setiap masalah tentunya memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Namun, ketika anak Anda di hadapkan dengan masalah kesehatan, dibawah diberikan beberapa pilihan dalam penanganan kondisi kesehatan :

Penanganan di rumah (Home Care). Banyak kecelakaan kecil dan beberapa penyakit, misalnya tersayat pisau, lebam, batuk, demam, luka akibat garukan, dapat ditangani cukup dengan perawatan di rumah, dan jika diperlukan dapat ditambah dengan obat bebas (over-the-counter)

Hubungi dokter keluarga.  Jika Anda tidak yakin dengan tindakan yang dibutuhkan oleh anak Anda, dokter keluarga atau perawat yang bekerja pada pusat pelayanan kesehatan dapat membantu Anda untuk memutuskan langkah apa yang harus Anda ambil dan lakukan.
Kunjungi klinik 24 jam. Klinik 24 jam dapat menjadi pilihan pada kondisi akut, terutama pada malam hari maupun pada akhir pekan, ataupun keadaan ketika dokter praktik Anda tidak berada di tempat. Pada negara berkembang, fasilitas seperti ini dilengkapi dengan alat pemeriksaan penunjang, seperti rontgen (X-Rays), dan penanganan untuk luka yang membutuhkan tindakan seperti jahit luka.

Kunjungi Instalasi Gawat Darurat RS terdekat. IGD, dapat menangani berbagai masalah kesehatan yang bersifat serius, seperti perdarahan hebat, trauma kepala, kejang, radang pada selaput otak (Meningitis), sesak napas, dehidrasi, dan infeksi bakteri yang berat.
Hubungi ambulance. Beberapa keadaan membutuhkan penanganan tenaga kesehatan profesional dalam perjalanan menuju rumah sakit. Misalnya, jika anak Anda mengalami kecelakaan lalu lintas, mengalami trauma atau masalah pada bagian leher atau kepala, membutuhkan penanganan yang serius dan hati-hati; dan jika mengalami perburukan, segera hubungi pelayanan ambulance terdekat.

Sebagai orang tua terkadang sulit untuk melakukan keputusan ini. Anda tidak mau terburu-buru ke IGD jika bukan suatu gawat darurat, namun anda juga tidak mau terlambat mendapat pertolongan medis jika anak anda membutuhkan tindakan segera. Dengan pertumbuhan anak anda dan kejadian (sakit) yang muncul anda akan belajar mempercayai penilaian anda mengenai gawat darurat.

Yang perlu diingat bahwa ketika Anda sedang diperhadapkan dengan kondisi kesehatan anak yang ringan, akan lebih baik jika Anda menghubungi dokter anak Anda, pergi ke unit gawat darurat terdekat atau tangani masalah tersebut di rumah. Kadang-kadang, situasi unit gawat darurat cukup ramai sehingga Anda mungkin akan menunggu lama hanya untuk menangani masalah yang kecil.

Haruskah saya mendatangi Instalasi Gawat Darurat??
 
Berikut beberapa keadaan kesehatan untuk mendatangi Instalasi Gawat Darurat:

a. Jika anak mengalami kesulitan bernafas
b. Jika anak mengalami perubahan mental, seperti perlahan-lahan tertidur yang tidak wajar atau sulit dibangunkan, disorientasi atau seperti orang yang kebingungan
c. Jika ada luka potong pada kulit yang menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan
d. Jika anak mengalami kaku pada leher disertai demam
e. Jika nadi anak cepat dan terus menerus
f. Jika secara tidak disengaja menelan bahan yang beracun atau menelan obat dalam jumlah berlebih
g. Jika anak mengalami trauma/luka pada kepala yang menyebabkan perdarahan.

Keadaan lain yang tidak kalah penting, namun tidak harus segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat. Keadaan berikut juga meliputi gejala yang dapat dipertimbangkan untuk menghubungi dokter Anda:

- Demam tinggi
- Nyeri telinga
- Nyeri perut
- Nyeri kepala yang tidak mengalami perubahan
- Ruam
- Mengeluarkan suara “ngik…ngik” pada saat bernapas
- Batuk yang menetap

Jika Anda ragu-ragu, hubungi dokter Anda. Bahkan jika dokter tidak ada, perawat yang bertugas dapat membantu Anda untuk memutuskan apakah anak Anda perlu di bawa ke instalasi gawat darurat atau tidak. Untuk waktu tertentu seperti akhir pekan atau tengah malam, beberapa dokter dapat melakukan pelayanan melalui telepon, sehingga dapat langsung berkomunikasi dengan Anda. Tentunya, jika Anda meninggalkan pesan terlebih dahulu.

Layanan 24 jam

Kadang-kadang, luka atau penyakit tidak berat namun membutuhkan penanganan pada saat itu juga. Jika Anda mengalami masalah demikian, dan dokter Anda tidak melakukan pelayanan kesehatan pada saat itu, keputusan untuk mendatangi layanan 24 jam dapat dilakukan.

Layanan 24 jam akan menerima Anda tanpa harus membuat janji terlebih dahulu, setibanya Anda di sana. Namun, mereka dilengkapi dengan peralatan dan personil yang siap untuk menangani masalah yang ringan, atau keadaan yang bersifat akut. Pasien biasanya akan didatangi oleh dokter dan bahkan dapat diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti rontgen atau darah.

Kebanyakan layanan ini menawarkan pelayanan yang dimulai pada sore hari atau akhir pekan yang ditujukan kepada pasien yang harus menerima obat saat dokter keluarga tidak ada di tempat. . beberapa bahkan ada yang melakukan pelayanan selama 24 jam setiap hari.

Beberapa kasus yang terjadi yang dapat di bawa ke klinik 24 jam, meliputi:

- Terpotong
- Luka kecil
- Muntah atau diare
- Nyeri telinga
- Batuk berdahak
- Gigitan serangga yang menimbulkan infeksi
- Reaksi alergi yang ringan
- Dicurigai terjadi patah tulang
- Gigitan hewan

Dokter yang bekerja pada fasilitas 24 jam, tidak jarang merupakan dokter keluarga yang fokus pada penanganan masalah orang dewasa dan pediatric (anak-anak). Beberapa klinik 24 jam juga melengkapi tenaga kerja dengan perawat professional. Instalasi Gawat Darurat pada beberapa rumah sakit memiliki bagian untuk menangani trauma atau luka kecil dan beberapa penyakit yang sama dengan klinik 24 jam.

Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai klinik 24 jam terdekat, sebelum Anda berada pada situasi dimana Anda perlu untuk mendatangi fasilitas kesehatan tersebut. Dokter Anda dapat membantu Anda dengan memberikan rekomendasi mengenai fasilitas tersebut. Yang paling penting, adalah mencari fasilitas kesehatan yang resmi dengan tenaga kesehatan yang terutama di bidang penyakit dalam, anak dan kegawatdaruratan.
Bicara dengan dokter Anda, sebelum anak Anda jatuh sakit, mengenai penanganan masalah gawat darurat pada anak. Dan tanyakan mengenai perjanjian dengan dokter yang dilakukan diluar jadwal pelayanan normal. Memiliki informasi tersebut lebih awal akan mengurangi kepanikan ketika anak Anda jatuh sakit.
(YS)

Diterjemahkan dari :
Is it a medical emergency?
Kate M. Cronan, MD
June 2009

SMART PATIENT

Sharing, semoga berguna buat yang membaca...

(dikutip dari buku "Smart Patient" karya dr. Agnes Tri Harjaningrum)

** Dimana Salahnya?**

Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu.

Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya.

"Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection."  kata dokter tua itu.

"Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu?" batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal.

"Obat penurun panas Dok?" tanyaku lagi.

"Actually that is not necessary if the fever below 40 C."

Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah.

Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas.

Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh.

"Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok," kataku.

Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. "Apakah dia sudah minum suatu obat?" 

Aku mengangguk. "Ibuprofen syrup Dok," jawabku.

Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,"Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja."

Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang.

Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku."Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak!" Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku.

"Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu!"

Suamiku menimpali, "Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya?"

Aku menarik napas panjang. "Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya?"

Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling keliling Eropa dalam dua minggu. Menclok sebentar di Paris, lalu dua hari pergi ke Roma. Dua hari di Amsterdam, kemudian tiga hari mengunjungi Vienna. Puas beberapa hari berdiam di Berlin dan Swiss, kemudian waktu habis. Tibalah saatnya pulang lagi ke Indonesia. Tampaknya orang itu sudah keliling Eropa, padahal ia hanya mengunjungi ibukota utama saja. Masih banyak sekali negara dan kota-kota di Eropa yang belum disambanginya. Dan itu lah yang terjadi pada kami, pemuda-pemudi fresh graduate from the oven Fakultas Kedokteran. Malah kadang-kadang apa yang sudah kami pelajari dulu, kasusnya tak pernah kami jumpai dalam praktek sehari-hari. Berharap bisa memberikan resep cespleng seperti dokter-dokter senior, akhirnya kami pun sering mengintip resep ajian senior!

Setelah Malik sembuh, beberapa minggu kemudian, Lala, putri pertamaku ikut-ikutan sakit. Suara Srat..srut..srat srut dari hidungnya bersahut-sahutan. Sesekali wajahnya memerah gelap dan bola matanya seperti mau copot saat batuknya menggila. Kadang hingga bermenit-menit batuknya tak berhenti. Sesak rasanya dadaku setiap kali mendengarnya batuk. Suara uhuk-uhuk itu baru reda jika ia memuntahkan semua isi perut dan kerongkongannya. Duuh Gustiiii…kenapa tidak Kau pindahkan saja rasa sakitnya padaku Nyerii rasanya hatiku melihat rautnya yang seperti itu. Kuberikan obat batuk yang kubawa dari Indonesia pada putriku. Tapi batuknya tak kunjung hilang dan ingusnya masih meler saja. Lima hari kemudian, Lala pun segera kubawa ke huisart. Dan lagi-lagi dokter itu mengecewakan aku.

"Just drink a lot," katanya ringan.

Aduuuh Dook! Tapi anakku tuh matanya sampai kayak mata sapi melotot kalau batuk, batinku kesal.

"Apa nggak perlu dikasih antibiotik Dok?" tanyaku tak puas.

"This is mostly a viral infection, no need for an antibiotik," jawabnya lagi.

Ggrh…gregetan deh rasanya. Lalu ngapain dong aku ke dokter, kalo tiap ke dokter pulang nggak pernah dikasih obat. Paling enggak kasih vitamin keq! omelku dalam hati.

"Lalu Dok, buat batuknya gimana Dok? Batuknya tuh betul-betul terus-terusan," kataku ngeyel.

Dengan santai si dokter pun menjawab,"Ya udah beli aja obat batuk Thyme syrop. Di toko obat juga banyak koq."

Hmm…lumayan lah… kali ini aku pulang dari dokter bisa membawa obat, walau itu pun harus dengan perjuangan ngeyel setengah mati dan walau ternyata isi obat Thyme itu hanya berisi ekstrak daun thyme dan madu.

"Kenapa sih negara ini, katanya negara maju, tapi koq dokternya kayak begini." Aku masih saja sering mengomel soal huisart kami kepada suamiku. Saat itu aku memang belum memiliki waktu untuk berintim-intim dengan internet. Jadi yang ada di kepalaku, cara berobat yang betul adalah seperti di Indonesia. Di Indonesia, anak-anakku punya langganan beberapa dokter spesialis anak. Dokter-dokter ini pernah menjadi dosenku ketika aku kuliah. Maklum, walaupun aku lulusan fakultas kedokteran, tapi aku malah tidak pede mengobati anakanakku sendiri. Dan walaupun anak-anakku hanya menderita penyakit sehari-hari yang umum terjadi pada anak seperti demam, batuk pilek, mencret, aku tetap membawa mereka ke dokter anak. Meski baru sehari, dua atau tiga hari mereka sakit, buru-buru mereka kubawa ke dokter. Tak pernah aku pulang tanpa obat. Dan tentu saja obat dewa itu, sang antibiotik, selalu ada dalam kantong plastik obatku.

Tak lama berselang putriku memang sembuh. Tapi sebulan kemudian ia sakit lagi. Batuk pilek putriku kali ini termasuk ringan, tapi hampir dua bulan sekali ia sakit. Dua bulan sekali memang lebih mendingan karena di Indonesia dulu, hampir tiap dua minggu ia sakit. Karena khawatir ada yang tak beres, lagi-lagi aku membawanya ke huisart.

"Dok anak ini koq sakit batuk pilek melulu ya, kenapa ya Dok."

Setelah mendengarkan dada putriku dengan stetoskop, melihat tonsilnya, dan lubang hidungnya,huisart-ku menjawab,"Nothing to worry. Just a viral infection."

Aduuuh Doook… apa nggak ada kata-kata lain selain viral infection seh!  Lagilagi aku sebal.

"Tapi Dok, dia sering banget sakit, hampir tiap sebulan atau dua bulan Dok," aku ngeyel seperti biasa.

Dokter tua yang sebetulnya baik dan ramah itu tersenyum. "Do you know how many times normally children get sick every year?"

Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. "enam kali," jawabku asal.

"Twelve time in a year, researcher said," katanya sambil tersenyum lebar. "Sebetulnya kamu tak perlu ke dokter kalau penyakit anakmu tak terlalu berat," sambungnya.

Glek! Aku cuma bisa menelan ludah. Dijawab dengan data-data ilmiah seperti itu, kali ini aku pulang ke rumah dengan perasaan malu. Hmm…apa aku yang salah? Dimana salahnya? Ah sudahlah…barangkali si dokter benar, barangkali memang aku yang selama ini kurang belajar.

Setelah aku bisa beradaptasi dengan kehidupan di negara Belanda, aku mulai berinteraksi dengan internet. Suatu saat aku menemukan artikel milik Prof. Iwan Darmansjah, seorang ahli obat-obatan dari Fakultas Kedokteran UI. Bunyinya begini: "Batuk - pilek beserta demam yang terjadi sekali-kali dalam 6 - 12 bulan sebenarnya masih dinilai wajar. Tetapi observasi menunjukkan bahwa kunjungan ke dokter bisa terjadi setiap 2 - 3 minggu selama bertahun-tahun." Wah persis seperti yang dikatakan huisartku, batinku. Dan betul anak-anakku memang sering sekali sakit sewaktu di Indonesia dulu.

"Bila ini yang terjadi, maka ada dua kemungkinan kesalahkaprahan dalam penanganannya," Lanjut artikel itu. "Pertama, pengobatan yang diberikan selalu mengandung antibiotik. Padahal 95% serangan batuk pilek dengan atau tanpa demam disebabkan oleh virus, dan antibiotik tidak dapat membunuh virus. Di lain pihak, antibiotik malah membunuh kuman baik dalam tubuh, yang berfungsi menjaga keseimbangan dan menghindarkan kuman jahat menyerang tubuh. Ia juga mengurangi imunitas si anak, sehingga daya tahannya menurun. Akibatnya anak jatuh sakit setiap 2 - 3 minggu dan perlu berobat lagi.

Lingkaran setan ini: sakit –> antibiotik-> imunitas menurun -> sakit lagi, akan membuat si anak diganggu panas-batuk-pilek sepanjang tahun, selama bertahun-tahun."

Hwaaaa! Rupanya ini lah yang selama ini terjadi pada anakku. Duuh…duuh..kemana saja aku selama ini sehingga tak menyadari kesalahan yang kubuat sendiri pada anak-anakku. Eh..sebetulnya..bukan salahku dong. Aku kan sudah membawa mereka ke dokter
spesialis anak. Sekali lagi, mereka itu dosenku lho! Masa sih aku tak percaya kepada mereka. Dan rupanya, setelah di Belanda 'dipaksa' tak lagi pernah mendapat antibiotik untuk penyakit khas anak-anak sehari-hari, sekarang kondisi anak-anakku jauh lebih baik. Disini, mereka jadi jarang sakit, hanya diawal-awal kedatangan saja mereka sakit.

Kemudian, aku membaca lagi artikel-artikel lain milik prof Iwan Darmansjah. Dan di suatu titik, aku tercenung mengingat kata-kata 'pengobatan rasional'. Lho…bukankah dulu aku juga pernah mendapatkan kuliah tentang apa itu pengobatan rasional. Hey! Lalu kemana perginya ingatan itu? Jadi, apa yang selama ini kulakukan, tidak meneliti baik-baik obat yang kuberikan pada anak-anakku, sedikit-sedikit memberi obat penurun panas, sedikit-sedikit memberi antibiotik, baru sehari atau dua hari anak mengalami sakit ringan seperti, batuk, pilek, demam, mencret, aku sudah panik dan segera membawa anak ke dokter, serta sedikit-sedikit memberi vitamin. Rupanya adalah tindakan yang sama sekali tidak rasional! Hmm... kalau begitu, sistem kesehatan di Belanda adalah sebuah contoh sistem yang menerapkan betul apa itu pengobatan rasional.

Belakangan aku pun baru mengetahui bahwa ibuprofen memang lebih efektif menurunkan demam pada anak, sehingga di banyak negara termasuk Amerika Serikat, ibuprofen dipakai secara luas untuk anakanak. Tetapi karena resiko efek sampingnya lebih besar, Belgia dan Belanda menetapkan kebijakan lain. Walaupun obat ibuprofen juga tersedia di apotek dan boleh digunakan untuk usia anak diatas 6 bulan, namun di kedua negara ini, parasetamol tetap dinyatakan sebagai obat pilihan pertama pada anak yang mengalami demam. "Duh, untung ya Yah aku nggak bilang ke huisart kita kalo aku ini di Indonesia adalah seorang dokter. Kalo iya malu-maluin banget nggak sih, ketauan begonya hehe," kataku pada suamiku.

Jadi, bagaimana dengan para orangtua di Indonesia? Aku tak ingin berbicara terlalu jauh soal mereka-mereka yang tinggal di desa atau orang-orang yang terpinggirkan, ceritanya bisa lain. Karena kekurangan dan ketidakmampuan, untuk kasus penyakit anak sehari-hari, orang-orang desa itu malah relatif 'terlindungi' dari paparan obat-obatan yang tak perlu. Sementara kita yang tinggal di kota besar, yang cukup berduit, sudah melek sekolah, internet dan pengetahuan, malah kebanyakan selalu dokter-minded dan gampang dijadikan sasaran oleh perusahaan obat dan media. Batuk pilek sedikit ke dokter, demam sedikit ke dokter, mencret sedikit ke dokter. Kalau pergi ke dokter lalu tak diberi obat, biasanya kita malah ngomel-ngomel, 'memaksa' agar si dokter memberikan obat. Iklan-iklan obat pun bertebaran di media, bahkan tak jarang dokter-dokter 'menjual' obat tertentu melalui media. Padahal mestinya dokter dilarang mengiklankan suatu produk obat.

Dan bagaimana pula dengan teman-teman sejawatku dan dosen-dosenku yang kerap memberikan antibiotik dan obat-obatan yang tidak perlu pada pasien batuk, pilek, demam, mencret? Malah aku sendiri dulu pun melakukannya karena nyontek senior. Apakah manfaatnya lebih besar dibandingkan resikonya? Tentu saja tidak. Biaya pengobatan membengkak, anak malah gampang sakit dan
terpapar obat yang tak perlu. Belum lagi bahaya besar jelas mengancam seluruh umat manusia: superbug, resitensi antibiotik! Tapi mengapa semua itu terjadi?

Duuh Tuhan, aku tahu sesungguhnya Engkau tak menyukai sesuatu yang sia-sia dan tak ada manfaatnya. Namun selama ini aku telah alpa. Sebagai orangtua, bahkan aku sendiri yang mengaku lulusan fakultas kedokteran ini, telah terlena dan tak menyadari semuanya. Aku tak akan eling kalau aku tidak menyaksikan sendiri dan tidak tinggal di negeri kompeni ini. Apalagi dengan masyarakat awam, para orangtua baru yang memiliki anak-anak kecil itu. Jadi bagaimana mengurai keruwetan ini seharusnya? Uh! Memikirkannya aku seperti terperosok ke lubang raksasa hitam. Aku tak tahu, sungguh!

Tapi yang pasti kini aku sadar…telah terjadi kesalahan paradigma pada kebanyakan kita di Indonesia dalam menghadapi anak sakit. Disini aku sering pulang dari dokter tanpa membawa obat. Aku ke dokter biasanya 'hanya' untuk konsultasi, memastikan diagnosa penyakit anakku dan penanganan terbaiknya, serta meyakinkan diriku bahwa anakku baik-baik saja. Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional.

Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan.

Thursday, February 10, 2011

ALERGI SUSU SAPI


By Republika Newsroom
JAKARTA-- Memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi merupakan yang terbaik. Namun, bagaimana jika pemberian ASI tidak memungkinkan dan bayi mengalami alergi susu formula yang terbuat dari susu sapi? Tentu hal tersebut akan membingungkan orangtua.


Biasanya gejala alergi ditandai dengan mencret, muntah, sembelit, buang air besar berlendir dan berdarah. Terkadang, dibarengi dengan batuk pilek, dan yang paling parah muncul gejala syok anafilaksis.


Untuk memastikannya, coba hentikan pemberian susu formula yang terbuat dari susu sapi itu selama dua hingga empat minggu. Setelah itu, coba berikan susu lagi. Jika terjadi reaksi yang sama, berarti benar bayi alergi susu sapi.


Menurut dr. Badriul Hegar,Sp.A (K) dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Ciptomangunkusumo, untuk bayi yang mengidap alergi susu sapi, ada dua jenis susu khusus yang bisa diberikan. Susu khusus itu adalah susu formula asam amino atau susu formula protein hidrolisat ekstensif.


"Untuk bayi di bawah enam bulan, makanan utamanya kan susu. Kalau ibunya sulit memberikan ASI maka mau tak mau harus menggunakan susu khusus," kata dr. Hegar, yang kerap menangani bayi dengan masalah pencernaan.


Susu formula protein hidrolisat ekstensif adalah jenis susu yang sudah mengalami proses pemecahan protein. Beberapa protein yang menyebabkan alergi dipisahkan agar tidak ikut terkonsumsi bayi.


Lalu, apa yang dimaksud susu formula asam amino? Susu itu merupakan produk susu yang sudah menjalani proses lebih panjang lagi. Dalam proses itu diketahui bahwa kandungan dalam susu sapi yang benar-benar berguna untuk tubuh bayi adalah asam amino. Sehingga dibuatlah susu berbahan dasar asam amino yang mengandung protein dalam bentuk sederhana.


Idealnya, kata dr Hegar, bayi yang mengidap alergi susu sapi mengonsumsi susu formula asam amino ketimbang susu formula protein hidrolisat ekstensif. Dalam terapi, penggunaan susu formula protein hidrolisat ekstensif masih ditemukan kegagal an sekitar 10 sampai 30 persen.


"Rasa susu asam amino juga lebih enak di banding dengan susu hidrolisat," katanya.


Hanya saja, harga susu formula asam amino memang lebih mahal. Karena itu, untuk tahap awal terapi, dapat digunakan susu formula protein hidrolisat ekstensif. Jika menunjukkan hasil yang positif, bisa diteruskan. Tapi jika tidak, sebaiknya segera diganti dengan susu formula asam amino. Namun pada kasus alergi susu sapi yang berat, ditandai dengan syok anafilaksis, susu formula asam amino sebaiknya digunakan sejak awal.


Dengan susu khusus tersebut, kondisi usus bayi bisa diperbaiki dalam waktu dua hari. "Setelah dua minggu, usus sudah bisa berfungsi normal.


Bagaimana dengan susu kedelai, tepatkah diberikan untuk bayi yang mengidap alergi susu sapi? Hal tersebut menurut dr Hegar kurang dianjurkan. "Sebab ditemukan sebanyak 30 sampai 40 persen bayi penderita alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kedelai," tuturnya


Pada prinsipnya untuk mengatasi alergi maka si penderita harus dijauhkan dari alergen (bahan-bahan pemicu alergi). Artinya, pada bayi yang mengidap susu sapi, maka menjauhkan dia dari makanan berbahan susu sapi bisa membantu mengurangi alergi.


Satu hal lagi yang patut dicatat, kasus alergi susu umumnya akan hilang saat anak berusia satu tahun ke atas atau sudah berusia 15 tahun. Menurut data, sebanyak 56 persen bayi yang se belumnya menderita alergi susu, su dah menjadi toleran ketika berumur satu tahun. Sedangkan pada umur 15 tahun, 95 persen anak sudah tidak menderita alergi susu lagi. (c62/ri)


http://republika.co.id/berita/25164.html

ENTEROBACTER SAKAZAKII

Dari kemarin lagi hangat-hangatnya perbicangan tentang si Sakazakii ini. Sebenarnya subyek ini bukan barang baru lagi, masing teringat kok hebohnya dunia ibu-ibu gara-gara bakteri yang satu itu. Tapi kali ini beda karena akhirnya Mahkamah Agung memenangkan tuntutan agar dibacakannya produk-produk susu formula yang mengandung bakteri ini. Nah, sambil menunggu, Bunda dapat bahan ini dari laman berita ini. Isinya sebagai berikut. 



KOMPAS.com - Hari ini, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) akan mengklarifikasi dan mengumumkan perihal cemaran bakteri Enterobacter sakazakii (E. sakazakii) dalam susu formula anak-anak dan makanan bayi.  Pengumuman nama-nama merek susu yang tercemar ini akan dilakukan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) telah memerintahkan Kementerian Kesehatan, BPOM dan IPB untuk mengumumkan nama produsen susu formula yang ditemukan mengandung bakteri tersebut.

Perintah itu dikeluarkan karena ada salah seorang warga yang menggugat hasil penelitian itu dan menuntut pemerintah mengumumkan para produsen susu sehingga bisa mengambil tindakan pencegahan. MA yang memenangkan gugatan itu kemudian memerintahkan ketiga pihak yakni Kemenkes, Badan POM dan IPB mengumumkan nama produsen.

Berdasarkan hasil penelitian IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Penelitian sendiri telah dilakukan pada 2008 silam, tetapi ketiga pihak tersebut tidak bersedia mengumumkan.

Untuk sekedar kembali mengingatkan, berikut adalah artikel dari Dr Widodo Judarwanto SpA yang mengulas informasi mengenai bakteri Enterobacter Sakazakii. Apakah cemaran bakteri ini berbahaya pada bayi atau anak? Dan bagaiamana hal itu bisa terjadi?

Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh susu formula bayi tidak disebabkan oleh komponen biokimia atau bahan yang terkandung di dalamnya. Manusia dapat mengalami gejala keracunan karena susu tersebut telah terkontaminasi oleh bakteri. Susu dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri, karena di dalamnya terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
Selain E. sakazakii, bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula adalah Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing,  Salmonella Virchow,  Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya. 

Enterobacter sakazakii

E. sakazakii pertamakali ditemukan pada tahun 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis.  Sejauh ini juga dilaporkan beberapa kasus yang serupa pada beberapa Negara. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi pada segala usia tetapi resiko terbesar terkena adalah usia bayi. Peningkatan kasus yang besar di laporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units (NICUs) beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika dan Kanada.

Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100 000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian  menjadi 9.4 per 100 000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (<1.5 kg) . Sebenarnya temuan peneliti IPB tersebut mungkin tidak terlalu mengejutkan karena dalam sebuah penelitian prevalensi  kontaminasi di sebuah negara juga didapatkan dari 141 susu bubuk formula didapatkan 20 kultur positif  E. sakazakii.   E. sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari keluarga enterobacteriaceae. Organisme ini dikenal sebagai yellow pigmented Enterobacter cloacae.  Pada tahun 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis yang baru berdasarkan pada perbedaan analisa hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan  dengan hibridasi DNA menunjukkan E sakazakii 53 - 54% dikaitkan dengan 2 spesies yang berbeda genus yaitu Enterobacter dan Citrobacter.

Pada penelitian tahun 2007, beberapa peneliti mengklarifikasi kriteria taxonomy dengan menggunakan cara lebih canggih yaitu dengan  f-AFLP, automated ribotyping, full-length 16S rRNA gene sequencing and DNA-DNA hybridization. Hasil yang didapatkan adalah klasifikasi alternatif dengan temuan genus baru yaitu Cronobacter yang terdiri dari 5 spesies.

Hingga saat ini tidak banyak diketahui tentang virulensi  dan daya patogeniotas bakteri berbahaya ini. Bahan enterotoxin diproduksi oleh beberapa jenis strains kuman. Dengan menggunakan kultur jaringan diketahui efek enterotoksin dan beberapa strain tersebut. Didapatkan 2 jenis strain bakteri yang berpotensi sebagai penyebab kematian, sedangkan beberapa strain lainnya non-patogenik atau tidak berbahaya. Hal inilah yang mungkin menjelaskan kenapa sudah ditemukan demnikian banyak susu terkontaminasi tetapi belum banyak dilaporkan terjadi korban terinfeksi bakteri tersebut.

Meskipun infeksi karena bakteri ini sangat jarang, tetapi dapat mengakibatkan penyakit yang sangat berbahaya sampai dapat mengancam jiwa, di antaranya adalah neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi), hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan), sepsis (infeksi berat) , dan necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna). Sedangkan pada beberapa kasus dilaporkan terjadi infeksi saluran kencing.

Secara umum, tingkat kefatalan kasus (case-fatality rate) atau resiko untuk dapat mengancam jiwa berkisar antara 40-80% pada bayi baru lahir yang mendapat diagnosis infeksi berat karena penyakit ini. Infeksi otak yang disebabkan karena E. sakazakii dapat mengakibatkan infark atau abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan kista, gangguan persarafan yang berat dan gejala sisa gangguan perkembangan.

Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak di antaranya adalah diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis), mendadak biru, sesak hingga kejang. Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling berisiko untuk mengalami infeksi ini. Meskipun juga jarang bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang)  pada penderita dewasa. Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhi 58 C dalam proses pemanasan rehidrasi susu formula.  

Proses pencemaran

Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah dari puting sapi.  Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat mengurangi tingkat pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking machine), sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak dengan udara.

Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat terjadi selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan (storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata rantai produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir, sehingga bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam susu.

Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat penyimpanan yang tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri. Susu memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam ruangan tertutup.

Manusia yang berada dalam proses pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu. Tangan dan anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan mengolah susu. Bahkan, hembusan napas manusia ketika proses pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi sumber timbulnya bakteri. Sapi perah dan peternak yang berada dalam sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar tidak mencemari susu.  Proses produksi susu di tingkat peternakan memerlukan penerapan good farming practice seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju.

Antisipasi

Dari berbagai penelitian dan pengalaman di beberapa Negara tersebut sebenarnya WHO (World Health Organization), USFDA (United States Food and Drug Administration)  dan beberapa negara maju lainnya telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang steril.

Sedangkan susu formula cair yang siap saji, dianggap sebagai produk komersial steril karena dengan proses pemanasan yang cukup.  Sehingga di bagian perawatan bayi NICU, USFDA menggunakan perubahan rekomendasi dengan pemberian susu bayi formula cair siap saji untuk penderita bayi prematur yang rentan terjadi infeksi. Sayangnya di Indonesia produk susu tersebut belum banayak dan relative mahal harganya.
Rekomendasi lain yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko infeksi tersebut adalah cara penyajianh yang baik dan benar. Diantaranya dalah menyajikan hanya dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setip kali minum untuk mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi dengan udara kamar. Meminimalkan hang time atau waktu antara kontak susu dengan udara kamar hingga saat pemberian. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4 jam. Semakin lama waktu tersebut meningktkan resiko pertumbuhan mikroba dalam susu formula tersebut.

Hal lain yang penting adalah memperhatikan dengan baik dan benar cara penyajian susu formula bagi bayi, sesuai instruksi dalam kaleng atau petunjuk umum. Peningkatan pengetahuan orangtua, perawat bayi dan praktisi klinis lainnya tentang prosedur persiapan dan  pemberian susu formula yang baik dan benar harus terus dilakukan.

Terlepas benar tidaknya akurasi temuan tersebut sebaiknya pemerintah dalam hal ini departemen kesehatan harus bertindak cepat dan tepat sebelum terjadi kegelisahan dan korban yang memakan jiwa. Sedangkan orangtua tetap waspada dan tidak perlu kawatir berlebihan ternyata temuan tersebut juga pernah dilaporkan oleh USFDA tetapi tidak terjadi kasus luar biasa Karena mungkin sebagian besar adalah kuman non pathogen atau yang tidak berbahaya. Tetapi apapun juga, jangan sampai terjadi banyak anak Indonesia terkorbankan hanya karena keterlambatan mengantisipasi keadaan.

Susu yang terkontaminasi penyebab infeksi :
Clostridium botulinum, satu kasus infeksi (Inggris, 2001) Enterobacter sakazakii, beberapa kasus (beragam negara) Salmonella agona, satu kasus infeksi (Perancis, 2005) Salmonella anatum, satu kasus infeksi (Inggris, 1996) Salmonella bredeney, dua kasus (Australia, 1977; Perancis, 1988) Salmonella ealing, satu kasus (Inggris, 1985) Salmonella london, satu kasus (Korea, 2000) Salmonella tennessee, satu kasus (Amerika Serikat, Kanada, 1993) Salmonella virchow, satu kasus (Spanyol, 1994)

Susu terkontaminasi bakteri di rumahsakit :
Citrobacter freundii, satu kasus Enterobacter sakazakii dan Leuconostoc mesenteroides, satu kasus Enterobacter sakazakii, beberapa kasus Escherichia coli, satu kasus Salmonella isangi, satu kasus Salmonella saintpaul, satu kasus Serratia marcescens, satu kasus


Dr Widodo Judarwanto SpA adalah dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta, Klinik Kesulitan Makan, Jl. Rawasari Selatan 50, Cempaka Putih, Jakarta Pusat

Wednesday, February 2, 2011

Happy Birthday Rasyad


I remember seeing my baby the first time
Amazing was a simplified word to use
It's like you had the world and heaven both in your hands
You feel the weight of burden from the upcoming years, yet you think you can fly in the same moment
And you finally knows what unconditional love feel like


Then, there you are, one year older than when we first met
Stronger then lion, cute as a pie

My baby boy, happy birthday
Don't you know that I will always see you 
The way I see you when we first met

Tuesday, January 25, 2011

Asli atau Palsu: Cara Membedakan Make Up 2

OK, melanjutkan postingan sebelumnya yang terpotong karena halamannya ga muat. OMG, baru tahu kalau blogspot pendek sekali ya halamannya. Atau servernya yang lagi lama ya. Anyway, ini terusannya ya. 

3. Bila menjual Eyeshadow Satuan, di gambarnya hanya tertera NOMOR bukan KATA

Mungkin para seller akan berkata, ini hanya untuk mempermudah saja. satu kata, BOHONG! Buka link ini untuk melihat warna warna dari MAC yang asli. Mereka SELALU menyebut warna mereka dengan kata-kata eksotik. Misal untuk warna ungu ada = Purple Haze, Satellite Dreams, Creme de Violet


Hal tersebut juga TIDAK HANYA BERLAKU UNTUK EYESHADOW, tapi juga lipstick dan lipgloss. Lipstick MAC bernama! Seperti Speed Dial, Lady danger, dll. BUKAN NOMOR!!

4. Eyeliner memiliki TUTUP YANG TIDAK LAYAK

Tentunya untuk Brand setaraf MAC dengan harga yang luar biasa mahal, tidak mungkin hanya  memberikan anda tutup plastik bening. Eyeliner MAC yang asli tutupnya berwarna hitam, dan ada tulisan MAC.

5. Nomor Foundation Tidak Sesuai!

Apakah anda semua tahu kalau semakin tinggi nomornya, semakin gelap warna foundationnya?

Dengan melihat gambar foundation foundation tersebut, gelap dan terang foundation itu teracak-acak, TIDAK ADA NC20 SEGELAP ITU ataupun NC50 SETERANG ITU! Suatu hal yang tidak mungkin kalau NC 20 lebih gelap daripada NC30. Karena tentunya semakin rendah nomor foundation, semakin terang pula warnanya.

Foto di atas hanyalah sedikit dari sebagian foto yang memakai jasa NC20 dan sebagainya [menggunakan hurup sebagai kode di depannya] Kebanyakan, mereka juga menggunakan jasa nomor saja seperti 01, 02, dll. MAC asli tidak mungkin menggunakan nomor-nomor seperti itu tanpa adanya kode yang benar. untuk mengecek kode keaslian lebih baik langsung dicek di website MAC http://www.maccosmetics.com/product/spp.tmpl?CATEGORY_ID=CAT158&PRODUCT_ID=471

Untuk beberapa barang yang lain, cukup hanya dengan menggunakan beberapa pengetahuan di atas tentunya akan mengetahui bahwa yang dijual adalah palsu. Cukup dengan hanya tahu bahwa salah satu produk yang dijual adalah PALSU, tentunya seller itu sudah tidak dapat dipercaya lagi karena tentunya produk lain yang ia jual juga PALSU. Karena bila ia sudah menipu para customer 1x, tentunya dia akan menipu lagi.

Seringkali saya menemukan penjual palsu seperti ini, dan saya mengatakan hal-hal tsb ini kepada mereka. Ada yang tidak tahu bahwa mreka menjual barang palsu dan langsung menstopnya [seller yang bertanggung jawab], dan ada yang malah mencaci maki saya dengan kata-kata annoying dan berkata “ini bukan urusan lo, tolong urus urusan lo sndiri aja”. Wah wah, sebegitu pentingnya kah uang sehingga menipu orang lain? Memang ini bukan urusan saya, tapi saya cukup teramat prihatin dengan kondisi kondisi ini. Saya mengepos ini bukan untuk apa-apa melainkan hanya ingin membagi pengetahuan saya yang terbatas ini kepada para pengguna kosmetik terkemuka lainnya.  tentunya bila anda merasa adanya tambahan cara mengetahui kosmetik palsu tanpa perlu membelinya, anda bisa komen di post ini dan membaginya dengan kami semua..

Gambar-gambar produk palsu di atas adalah gambar yang dijual oleh seller cina kenalan saya. Ia menjual itu secara worldwide, tapi tentunya saya tidak membeli produk2 MAC darinya. selain MAC, ia juga menjual benefit, lancome, dll. so, BEWARE!

Last but not least, jangan kira bahwa para seller itu sebodoh yang kita bayangkan. Dengan harga modal misalnya 50ribu, seller utama akan menjual dengan harga berkisar antara 70-100ribu dengan berkata itu harga reseller kepada para pembeli yang akan menjual lagi. Para reseller ini akan menjual kembali barang-barang palsu ini dengan menaikkan menjadi 100-300ribu agar terkesan HANYA BERBEDA SEDIKIT DENGAN HARGA ASLINYA, serta untuk MENDAPAT UNTUNG YANG BANYAK. Para pembeli yang tentunya tahu bahwa harga MAC itu mahal, dan berbeda sedikit dengan harga toko. misal diskon hanya 10-20%, akan merasa bahwa itu asli sebab hanya MAC palsu yang murah.

PEMIKIRAN ITU SALAH!

Sebab mereka sudah mengetahui jalan pikiran anda. Mereka akan menaikkan harga agar anda berpikir bahwa produk mereka itu ASLI!

Maka dari itu, berhati-hatilah untuk membeli. Tidak perlu bertanya pula kepada sellernya apakah asli atau tidak bila anda sudah mengetahui kenyataan ini, sebab tidak ada maling yang mengaku! Bila anda merasa aware juga dengan keadaan ini, silahkan sebarkan link blog saya kepada teman-teman anda agar teman-teman anda tidak akan ikut tertipu dengan para seller ini.


Dan bila ada kesalahan dalam pengamatan saya, saya meminta maaf karena disini saya hanya membagi pengetahuan yang saya rangkumkan dari pengetahuan saya dan beberapa teman saya yang juga turut prihatin dan mengetahui kenyataan ini. 

Salam hangat,
Stella Lee

Asli atau Palsu: Cara Membedakan Make Up 1

Tulisan ini merupakan tulisan Stella Lee yang intinya mengkhawatirkan perdagangan bebas make up high end palsu di Indonesia. Untuk membaca tulisan Stella yang lain, silahkan klik di sini. Semua foto di sini saya ambil langsung dari blognya, kecuali foto eye shadow yang satuan. Stella telah menyetujui respost dari tulisannya ini karena kepeduliannya terhadap wanita Indonesia yang rentan terkena dampak pemalsuan ini. two thumbs up for her. Masih remaja, tapi pengetahuannya tentang dunia per-make up-an udah suhu lah dibandingkan dengan saya yang pake lipstick aja males (walaupun punya koleksi PAC yang lumayan lengkap dan selalu dibawa kemana-mana itu *hehe tetep ngeles*). Ada beberapa grammer tulisan yang saya edit demi kelancaran membaca ya (for God's shake, she's only a teenager ;D). OK, keep on reading ya...

Saya cukup heran dengan kehadiran banyaknya MAC palsu di indonesia. Bukan Hanya MAC., Benefit, Dior, Lancome, dll pun sudah banyak. Bisa bertanya pada saya dimana anda ingin membelinya. saya bisa menyediakannya dengan harga yang teramat murah! Walau dulu memang sudah banyak beredar, tapi tidak sepesat sekarang. Apalagi banyak penjual tidak bertanggung jawab yang mengatakan dengan keyakinan yang luar biasa bahwa produk mereka asli dan memasang harga yang sangat tinggi untuk mengelabui customer yang tidak paham mengenai hal ini.

Saya, adalah seorang penjual, seorang importir make up baik dari Cina, Korea, Jepang, maupun USA dan sedikit banyak cukup tahu mengenai keaslian suatu barang. Mungkin lebih baik dibandingkan oleh orang awam kebanyakan. Saya pun memiliki teman2 supplier dari Cina yang menjual barang-barang tersebut kepada saya. Tapi selama saya tidak menyenangi memakai maka saya tidak akan menjual barang-barang tsb. 

Saya selama ini cukup hanya dengan mengetahui dan membagi rahasia tersebut kepada beberapa teman saja
Tetapi pada post kali ini saya akan membahas sedikit banyak cara untuk melihat apakah produk itu asli atau bukan tanpa membelinya. Karena tentunya bagi orang yang sudah pernah membeli produk MAC atau brand-brand terkemuka lainnya, dengan membelinya merupakan cara terbaik untuk mengetes warna dan kadar long-lasting dari suatu make up tersebut untuk menentukan apakah produk tsb palsu atau tidak. Ciri-cirinya adalah sbb: 

1. Eyeshadow yang dijual menawarkan banyak warna di dalamnya

MAC atau brand terkemuka lainnya SELALU menjual eyeshadow satuan seperti eyeshadow di bawah ini.


Memang ada satu kesempatan di mana mereka menjual eyeshadow palette. Tapi CATAT bahwa mereka tidak pernah menawarkan eyeshadow lebih dari 4 warna dalam satu palette. Dan bila memang ada yang lebih dari 4, saya rasa itu hanyalah satu session palette yang termasuk dalam kategori limited edition dan tidak mungkin anda semua bisa mendapatkannya di seller biasa. Bahkan counter pun kadang tidak menyediakannya.
Kalaupun para make up artists memakai banyak sekali eyeshadow dalam satu palette, mereka membeli palette kosong dan mengisinya sendiri. BUKAN LANGSUNG SATU SET

2. Eyeliner dan Mascara dijadikan dalam satu box!

Sepanjang pengetahuan saya, tidak pernah dijual eyeliner dan mascara dalam satu box. MAC dan produk2 terkemuka lainnya cukup tidak murah hati untuk membiarkan pelanggannya membeli dengan harga yang lebih murah daripada membeli satuan. mereka SELALU MENJUAL TERPISAH!!

Tentunya kalau anda semua melihat yang satu box yang seperti ini, sudah tahu kan artinya?


Thursday, January 20, 2011

HIPERSENSITIVITAS SALURAN CERNA: Kenali tanda-tandanya SEJAK LAHIR...

Oleh: Yunita Wulandari on Friday, January 14, 2011 at 11:13pm

"Even the best food can make your children sick"
" Makanan paling bergizi pun, pada anak tertentu, apabila dipaksakan dapat mengganggu tumbuh-kembang, perilaku dan perjalanan penyakit alergi dikemudian hari"

- dr. widodo judarwanto-

Sebulan terakhir ini saya dibuat resah, sedih, bingung bahkan sampai kalut menghadapi kondisi kesehatan nafi' yang melemah. Selama hampir 2 tahun kehidupannya, belum ada penyakit serius yang menghinggapi badan mungilnya. hanya batuk pilek demam biasa yang bisa sembuh tanpa obat2an kimia (cukup dengan home treatment: uap minyak kayu putih, transfer panas skin to skin, pemberian cairan yang cukup, sari kurma dan madu). Memasuki bulan desember 2010, kekebalan tubuh nafi' seolah menguap. Demam tinggi sampai 39,6 DC, batuk2 berdahak samoai memicu mntah, hidung meler, infeksi jamur dan malas makan minum sukses mengantarnya mondok di RS. Saya pikir, urusan selesai stelah diopname. ternyata tidak. Batuk grok-grok disertai demam muncul lagi. saya langsung curiga dia kena gangguan paru, ditambah badannya makin mengurus dari hari ke hari (dah masuk area di bawah garis merah, makin stress lah saya). Empat dokter saya datangi dengan keluhan yang sama, batuk grok-grok, muntah demam dan badan yang kian kurus. tidak ada yang memberi tahu saya kenapa nafi', mereka hanya memberi resep utk meredakan demam dan batuk, dengan antibiotika senjata andalan. dokter ke 3 melakukn tes mantoux yang hasilnya negatif, dokter ke 4 menyuruh melakukan tes darah dan rontgent tanpa mendengar keluhan saya secara meluruh, hanya kembali meresepkan, yang tidak saya tebus. akhirnya, saya memutuskan utk mencari dokter lain yang saya harap bisa memberitahu apa penyebab kurusnya badan nafi', sampailah saya ke dokter widodo sang ahli alergi anak, berkat informasi dari Petty mama adit. Tibalah saya dikliniknya, dan saya di buat takjub dengan penjelasannya, seandainya semua dokter seperti beliau, pasti banyak ibu yang tercerahkan dan ga sembarangan kasih antibiotik. dan inilah hasil diskusi dan pencerahan dari dokter widodo tentang "penyakit" Nafi'. Saya masuk dengan serentetan kisah sakitnya nafi'. selesai mendengarkan dokter bertanya " wajah nafi' mirip papanya atau mamanya?" " abinya dok, kenapa?" " papanya punya sakit asma? sering sesak? badannya kurus,?" "iya dok, hubngannya?" " anak yang wajahnya mirip dengan salah satu ortunya, akan mengikuti riwayat penyakit orang tua yang wajahnya mirip itu, dalam hal ini, nafi' anak papanya..."
dan menglirlah analisa2 yang tepat dengan kondisi nafi' dan abinya. subhanallah...ketahuan sekarang apa penyakit nafi'. saluran cernanya amat sensitif, dan sayangnya saya taunya terlambat. Padahal, ini penyakit turunan yang tanda2nya sudah tampak sejak lahir, dan saya sama sekali tidak menyangka. berikut adalah tanda2 anak dengan saluran cerna yang sensitif dilihat dari gangguan pada fisik dan perilakunya ( yang saya tulis adalah tanda2 yang dialami nafi'):
1. KULIT: sering timbul bintik2 merah di pipi, telinga, area yg tertutup popok. bekas suntikan BCG bengkak dan bernanah, kulit bagian kaki kering.
2. SALURAN CERNA: sering muntah/gumoh, kembung, cegukan, buang angin keras dan sering, feses hijau, hitam bau menusuk, sering ngeden, Bibir kering, lidah sering timbul putih.
3. SALURAN NAFAS: nafas grok-grok, kadang disertai batuk ringan. Batuk pilek > 2minggu,
4. HIDUNG: bersin dan gatal (sering menggosok hidung krn gatal) terutama dimalam dan pagi hari, kepala miring ke satu sisi karena satu sisi hidung buntu, shingga kepala peyang
5. MATA: berair atau belekan di satu sisi (tidak perlu diberi antibiotik), sering menggosok mata karena gatal

GANGGUAN PERILAKU:
1. Gerakan MOTORIK Berlebihan: mata sering melihat ke arah atas. tangan dan kaki bergerak terus tidak mau dibedong/diselimuti,senang posisi berdiri jika digendong (waktu bayi), suka menghentakkan kepala kebelakang sehingga sering kejedot (dulu sempet heran kenapa nafi' hobi bentur2in kepala ke badan org yang mangku dia dan sering banget jatuh dan kejedot tembok atau lantai)
2. GANGGUAN TIDUR MALAM: tidur bolak balik dari ujung ke ujung, terbangun duduk saat tidur.
3. AGRESIF MENINGKAT: Sering geregetan (gemes), suka mukul kepala atau muka sendiri/orang lain, mencubit, menjambak, menjilat, menggigit (nafi' ngalamin semua ini)
4. GANGGUAN KONSENTRASI: Cepat bosan akan suatu aktivitas, tidak bisa lama mengerjakan sesuatu. ada tanda2 lain yang nafi' tidak mengalami, tapi mungkin perlu diketahui: TIDAK TELITI, pelupa, sering kehilangan barang (yang ini mah abinya banget). Dibalik kekurangan konsentrasi ini , SEBENARNYA ANAK SANGAT CERDAS (langsung legaaaa dengernya. saat jelasin ini, si dokter langsung nebak, kalo abinya selalu rangking waktu sekolah dan dibenarkan sama eyang uti (ibunya si abi) sambi mesem2).
5. EMOSI TINGGI: keras kepala, suka membantah, mudah marah/tantrum (kalo yang ini lebih mirip sayah)
6. GANGGUAN KESEIMBANGAN MOTORIK DAN KOORDINASI: terlambat tengkurep bolak-balik, duduk, merangkak, dan berjalan. Jalan terburu2 dan sering nabrak (ketauan deh kenapa nafi' serba telat dan sering keserimpet kalo lagi jalan)
7. GANGGUAN SENSORIS: Sensitif sama suara keras, cahaya (akhirnya tau knp langsung bersin kl kena matahari si nafi'), jalannya jinjit, telapak kakinya datar, mudah geli dan mudah jijik (akhirnyaa, tau juga knp ni bocah ga mau kotor2an, fiuuuuhhh).
8. GANGGUAN ORAL MOTOR: TELAT BICARA (terjawab jugaaaa....tp skrg dah mulai jelas kok ngomongnya), bicara buru2 (nafsu banget kl lg cerita), mengalami gangguan menelan makanan berserat seperti daging sapi, sayur, dan nasi (akhirnyaaaa tau juga kenapa hobi ngemuuuuttt....piuuuuh lagi), disertai keterlambatan pertumbuhan gigi (pantes umur 23 bulan gigi baru 11)
9. SUSUNAN SARAF PUSAT: sering sakit kepala, migrain (kalo ini si abi yang ngalamin)

BEBERAPA GANGGUAN DIATAS JUGA DIALAMI SAMA ABINYA SAAT KECIL HINGGA KINI.

NAH, kalo melihat gangguan perilaku diatas, saya ga sampe mikir kl itu adalah karena alergi makanan, saya pikir beberapa gangguan perilaku itu adalah hal normal pada bayi, ternyata untuk kasus nafi' karena ada masalah sama pencernaannya. Masalah ini ditandai juga dengan sulitnya Berat badan nafi' untuk bertambah bahkan sejak umur sebulan (dilihat dari kenaikan BB yang ga sampe 1 kg saat umur sebulan). wew, saya pikir alergi makanan cuma dilihat dari ruam2 or diare ternyata semua "keanehan" nafi' dikarenakan gangguan pencernaan. dan selama 1,5 tahun sya justru "mencekoki" nafi' dengan makanan yang harusnya dipantang.
Yah, siapa yang sampe mikir bahwa sayuran, buah, ayam,keju dll yang kandungan gizinya baik justru "meracuni" nafi'. padahal setiap saya mengenalkan makanan baru saya selalu melakukan uji coba 4 hari berturut2 utk lihat reaksi alergi (yang umum) berupa ruam or diare (krn ga tau lg reaksi alergi selain itu).
Saat saya memberitahukan hal ini kepada beberapa orang, ada yang berkata " makanya jangan kelewat higienis, jangan kelewat teoritis". Sigh... SALAHKAH seorang ibu yang mau memberi makanan terbaik untuk anaknya? Saya hanya berupaya memberi makanan yang sehat dan bersih. Kalau saya tau sejak awal makanan2 itu memicu alergi, sudah pasti saya jauhi. Ini hanya sekedar intermezo, krn dari komentar di atas berkesan bahwa, anak it ga perlu makanan terlalu sehat dan bersih, malah bikin lemah. dan itu salah besar. kita tetap harus memberikan yang terbaik. memang sekali2 anak perlu kotor-kotoran, tp buat saya, kotor2an itu bukan dari makanan. Saya kasih nafi' kesempatan main dengan kuman lewat jalan lain, lewat mainannya dan dunia luarnya. Dan untuk mencegah supaya kuman yang dia kenal lewat permainannya itu ga iseng sama dia, saya kasih pertahanan dari dalam, hanya mungkin pertahanan yang saya berikan tidak cocok untuk tubuhnya.
FINE, skrg saya sudah tau penyebab kurusnya badan nafi' dan saatnya berjuang memberi nafi' yang terbaik...
untuk semua bunda, ibu, mama: tetap berikan yang terbaik, jangan takut salah, terus cari informasi, jangan pernah merasa cukup dengan perkataan satu orang dokter (saran dokter widodo: kalau anak ibu di judge punya penyakit flek oleh seorang dokter, segera cari second opinion. kl saya malah sampe fourth opinions.)

ohya, ini daftar makanan yang harus dipantang buat yang punya pencernaan sensitif:
Coklat, kacang2an (kecuali kedelai), seafood, brokoli, labu, bayam merah, tomat, semangka, melon, jeruk, durian, anggur, strawberry, nangka, pisang,nanas, leci, lengkeng, duku,mangga,jambu biji, belimbing,Keju, butter, beras ketan, gula merah, makaroni, mi telor, jagung, sosis, kecap, tauco, saos tiram, saos tomat, minuman soda, susu fermentasi, kerupuk ikan/udang. terasi, ayam, telur, bebek, burung, agar2 berwarna, bubur bayi instan, oatmeal, sarden.

WARNING: BUAT IBU MENYUSUI, jika anak alergi, IBU JUGA HARUS MEMANTANG MAKANAN DIATAS.

SALAM SEHAT

thanks to Petty dan dokter Widodo, juga ABI yang terus dukung saya cari jawaban akan penyakit Nafi'. NAFI' memang aNAknya suFI ;p...

Friday, January 14, 2011

Just a Thought



I hate to say I told you so, girl
For life is a lesson you have to learn on your own
Even if it is through the hard way

The biggest question still the same
Why would you go through all you've been through 
Knowing that it is impossible the first place
Knowing that you'll end up this way
Broken hearted and soaked in tears

I hate to say I told you so, girl
But experience is your best coach 
You deserve more than what you think you have now
So do not hesitate to let go
For his time with you is done
And it is time for you both to move on

I hate to say I told you, girl
But time eventually will heal
You might not forget but there are many ways to forget
By not forgetting

So just hang on, look forward, chin up
And you will see that you are alright
And that life goes on

14-01-2011